Tuesday, 3 November 2009

TITIPANNYA YANG HAMPIR TERLEWATKAN :0

Jumat lalu, entah kenapa semua keinginan untuk beranjak dari kampus seolah enggan untuk dilaksanakan. Bahkan saat bis kampus lewat dihadapanku. Akupun membiarkannya lewat begitu saja.
Pada saat itu aku memang sedang bersapa ria dengan salah seorang teman dari komunitas leadership. Obrolan yang berawal dari sapaan ringan itu akhirnya meluas hingga ke berbagai hal. Jadilah kita terpaku berdiri selama 1 jam lebih membicarakan hal seru yang ternyata menghilangkan semua pegal itu.

Sebetlah dia adalah A. sejak awal idi mengenalnya semanagt nya sebagai agent of change sebenarnya cukup tinggi, hanya kadang llingkungan sekitarnya memang kurang mendukung.
Ambil saja contoh ringan dari gerakan DARE TO CARE yang digawanginya bersama beberapa teman. Kegiatan itu sungguh bagus dan usefull banget kalo bisa digebrak secara kontinu dan berkesinambungan. Karena DARE TO CARE menang ajank uji keseriusan dan kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar kampus.
Sayangnya aksi ini memang belum mendapat perhatian khusus dan ditindaklanjuti secara serius.
Banyak ide hanya disorongkan pada para senior sementara para yunior lebih memilih pasif dan nerimo aja apa kata senior. Giliran sang senior deh yang kelabakan mesti bulak balik otak cari ide – ide apa yang mesti dilakukan agar aksi ini bisa terus berjalan dan tetap menarik.

Di sisi lain ada aksi baik juga yang peduli lingkungan…….. berdasarkan info yang idi terima para peserta ekspedisinya berhasil mengumpulkan berpuluh – puluh kilo sampah batu batere di lokasi mereka di Nusa Tenggara Barat. Yang jadi masalah adalah sekarang mereka kebingungan akan diapakankah sampah batu batere tersebut. Karena mereka belum tau dan belum punya link juga. ada sih para senior di lembaga – lembaga penelitian tapi masih butuh proses panjang buat merealisasikannya.

A sebenarnya sangat produktif. Tapi lingkungan teman2 sekampus nya memang penganut fanatik aliran SO…. Study oriented :). Jadi bingung deh dia mau beraksi lakukan apapun …… abis nda ada teman diskusi dan teman bertukar pikiran. Semua seolah nda peduli.
Padahal kalo ada teamwork yang mendukung apa sih nda bisa dilakukan dengan baik?

A begitu ingin merubah dan mengembalikan suasana toleransi dan keharmonisan antara mahasiswa pendatang dengan penduduk asli lingkungan armaga dan sekitarnya. Tapi sikap dan opini A selalu dipandang sebelah mata oleh banyak pihak. A juga sempet nanya tentang perjalanan proposal taman bacaan yang sempat idi ajukan ke team IYLEGI. Dan kami berdua hanya tersenyum karena tau apa yang terjadi dengan proposal non benefit itu.

Saat sekilas idi cerita apa yang sedang idi coba buat design2nya dengan partener baru. Mata A seolah berbinar- binar. Pengen ikutan pastinya. Tapi idi nda bisa janjiin apa2 dulu, idi cumin minta tolong A untuk bantu idi untuk membukakan pintu saat proyek itu akan melakukan gebrakannya di lingkungan kampus.
A kelihatannya setuju…………… bagaimana realisasinya ya liat aja nanti.

Menurut paparan A, DARE TO CARE akan coba membuat bank plastic bagi warga sekitar kampus……. Cuma ya itu lagi mereka masih bingung akan dikemanakan sampah plastik itu. Nah lho………. bingung lagi deh hehehhe.

Tapi nda akan pernah ada masalah tanpa jalan keluar kan?

Siang ini calon partner kerjaku cerita kalo dia sedang menangani manajemen perusahan pembuatan recycle dari bahan plastik. Nah kayaknya bisa bantu A tuh. Nanti coba idi link kan aja deh :)

1 comment:

Unknown said...

Kata2nya bagus,..cuma sebaiknya kata "nda" itu di Indonesiakan saja menjadi "tidak", karena yg tadinya mau bagus, tiba2 tersandung kebiasaan pengucapan hari2, yg seharusnya tidak dituangkan kedalam tulisan formal yg di publish utk org banyak. Karena itu adalah kebiasaan dalam "bahasa rumah" yg berasal dari logat jawa, jadi bukan terlahir dari sebuah bahasa..Trmksh.