Wednesday, 26 November 2008

Birokrasi yang rumit untuk Konser Musik Jazz Belanda: BOI AKIH

Keinginan buat bisa nonton penampilan BOI AKIH yang akan dilaksanakan pada hari Senin, 24 November 2008, Pukul 19.30 s.d. 21.30 di Gedung Graha Wisuda IPB rasanya jadi suatu yang tidak mungkin.

Kemaren siang ( 20 nov 2008 jam 1.30), idi coba telp ke pihak direktorat kemahasiswaan IPB untuk nanya apakah tiket konsernya masih tersedia atau sudah habis. Kalo masih ada bagaimana prosedur untuk memperolehnya. Pihak kemahasiswaan menyatakan bahwa tiket masih tersedia dan meminta idi dating sebelum jam 3 sore. Dengan alasan supaya masih kebagian tiketnya.

Jam 2 lebih sedikit akhirnya idi dan mba nur sampe di direktorat kemahasiswaan. Di kaca terpampang pemngumuman kalo pemesanan tiket ditutup tanggal 18 nov 2008. ( lho gimana sih…. Katanya tadi masih bisa terus kok ternyata pemesanan tiket dah tutup).

Akhirnya untuk memastikan ya idi tanya lah pada si mas pengurus tiket.

Dengan galak mas tiket itu bilang kalo pemesanan tiket sudah tutup.

Idi menegaskan kalo idi dating itu karena tadi pas idi telp katanya diminta dating langsung sebelum jam 3 supaya nda kehabisan tiketnya.

Mas itu bertanya ….. mba........ tadi pas mba telp sapa yang terima?

Idi jawab Mas …. Saya nda nanya lah. Dia juga nda memperkenalkan diri kok jadi mana saya tau. Bukan seharusnya dia yang memperkenalkan diri ?

( etikanya dia trima telp dengan, “ direkotorat kemahasiswaan, dengan anwar ( misalnya) ada yang bisa saya bantu? …….. :(

Mas tersebut dengan agak malu lalu bertanya apakah idi pegawai atau mahasiswa. Idi jawab kah kalo idi kerja di lembaga bahasa yang bekerjasama dengan faperta ipb. Begitu idi tanyakan bagaimana kalo mau ambil tiket itu system dan prosedurnya seperti apa.

Sang mas menjawab dengan sok galak. “ mba mesti bawa surat keterangan dari departemen atau dari fakultas dan ditanda tangan ketua departemen atau dekan. Surat itu menyatakan bahwa pihak faklutas / departemen meminta sejumlah tiket untuk nama2 yang tercantum dalam surat tersebut”. Mas tersebut juga menunjukkan contoh surat resmi keluaran sebuah departemen lengkap dengan tanda tangan ketua departemennya.

Seru ya dekan dan ketua departemen kok mesti ikutan urusan pemesanan tiket konser gini ya……

Idi mempertegaslah kalo idi bukan mahasiswa ataupun pegawai IPB. Jadi apakah saya bisa memakai surat dari lembaga saya sendiri. Mas itu keukeuh iudi harus mencantumkan NIP ( bodor kan sejak kapan pegawai swasta punya NIP kayak pegawai negeri…… bahkan pegawai honorer IPB pun ternyata nda punya NIP). Oke……. Biarkan mas itu dengan NIP nya


Selanjutnya idi bilang kalo idi butuh 4 tiket….. apakah bisa saya ambil sendiri.

Mas itu kembali keukeuh kalo tiap orang hanya bisa mendapat 1 tiket bahkan dosen dan pegawai. Dan pengambilan tiket itu tidak bisa diwakilkan oleh siapapun, mesti dating sendiri. Nah lho…. Apa gunanya surat pengantar dari departemen tadi ya kalo tiket tidak bisa dikoordinir….

Apakah kalo ada 50 orang yang pesan dalam sebuah departemen mesti 50 orang itu datang sendiri ke direktorat kemahawsiswaan hanya untuk mengambil tiketnya?

Nah lho……… mau nonton konser aja kok rujit ya… urusannya pake prosedur berbelit kayak mau urus KRS atau nilai mata kuliah aja.

Akhirnya karena terlalu berbelit- belit, berbirobrasi dan bertele – tele, idi yang mangkel. Mentang – mentang gratis kok dipersulit gitu lho.

Idi langsung bilang, “ ya udah kalo gitu mending nda usah aja deh mas.” Mas itu berusaha memberikan penjelasan extra tentang birokrasi dan idi hanya menjawab , “ nda usah aja deh kalo urusannya rujit gitu. Dan melenggang lah idi dan mba nur. Pas idi nengok ke mba nur ternyata mba nur dah nahan marah juga.

Pagi ini ( 21 Nov 2008) idi liat di internet info ini……….Untuk memperoleh tiket masuk dapat menghubungi langsung Direktorat Kemahasiswaan IPB. Tiket masuk bagi staf pengajar, dan pegawai IPB akan dikirimkan ke masing-masing unit kerja.

Nah lho….. kok jadi nda jelas gitu ya urusannya.

Seru ya birokrasinya. Mana yang bener ? nda ngerti juga deh. Kenapa hanya untuk sebuah konser musik saja mesti dengan birokrasi yang berbelit2 seperti ini?

Kenapa nda sistemnya dipermudah……. Siapa yang mau nonton silahkan datang ke direktorat kemahasiswaan untuk pemesanan tiket dan tidak dipersulit dunk. Karena memang prosedurnya sebenarnya kan nda mesti dipersulit. Iya nda?

No comments: