Friday, 23 April 2010

APAPUN BISA JADI ALASAN UNTUK MENGEMIS

Pagi Ini saat saya akan berangkat ke kampus. Seorang Ibu telah menunggu di depan pintu gerbang rumah saya. Saat melihat saya muncul dari garasi..... Ibu itu langsung tersenyum yang dibuat semanis mungkin.

" Ibu nya ada?" Tanya nya masih dengan senyum berbahan pemanis buatan itu.

" Ibu siapa, dan dari ada keperluan apa ?" Saya hanya menatapnya dengan dingin

" Saya dari sekitar sini aja kok, saya biasa ngobrol sama Ibu nya mba." Tangan Ibu itu mulai melipat- lipat payung pendek yang dibawanya

" Oh......... Ibu ada keperluan apa?" Suara saya mulai saya buat agak sedikit berwibawa.

" Ya saya mau ngobrol aja sama Ibunya Mba."

" wah sayangnya mamah lagi pergi tuh, Bu."
Saya melangkah menuju pintu gerbang dan melangkah keluar halaman. tidak lupa gerbang saya tutup kembali... selot pintu biasanya hanya saya cantelkan yang bagian tengah tapi kali ini saya cantelkan pula yang bagian atas.

Di luar perkiraan saya...... Ibu itu mendekati saya dan berkata,

" Mba Dosen kan.... bisa tolong bantuin Ibu tawarin rumah ya ke dosen- dosen temen2 Mba,."

" Rumah dimana?"

" Di kompleks kehutanan."

" Sayangnya saya bukan seorang dosen, Bu. Jadi saya ngga bisa bantu tawarin rumah itu ke dosen- dosen.

" Trus Mba kerjanya apa dunk.”
Ibu itu masih berupaya menghalangi langkah saya meninggalkan halaman rumah.

“ Kerjaan saya ya “beredar’ kemana- mana, Bu.”
Jawab Saya sekenanya dan dengan mimic yang tidak berubah sama sekali tetap dingin dan seolah tidak peduli.


Akhirnya setelah main galasin sebentar …… saya berhasil melewati Ibu itu dan melangkah membelah Jalan Sakura yang pagi itu masih agak ramai dan hangat.


Ibu misterius itu ternyata mengikuti langkah kaki mungilku …….
Langkah pun saya percepat eh Ibu itu juga mempercepat langkahnya…… Kok jadi lomba jalan cepat ya hehehe.

Di pertigaan Jaln Sakura – Jalan Kesehatan dan Gang Kecil….

Ibu itu manggil saya

“ Mba…. Mba…….”

Saya yang merasa terganggu dengan kehadirannya pun melangkah cuek tanpa menoleh.

Eits bagai perlombaan F1 Ibu itu mencoba menyamakan langkahnya dan menjajari langkah saya.

“ Mba….. boleh minta tolong kan.”

“ Sekarang mau minta tolong apa?”

“ Itu Mba………. Bukunya adik – adik……” ucapanya senagja dibuat menggantung

Saya hanya tersenyum sinis sambil mempercepat langkah… saya berkata, “ Maaf Bu saya udah kesiangan.”

Motif seperti ini meamng sangat banyak dilakukan untuk mengetuk hati dan memohon belas kasihan dari orang- orang berhati baik. Sayangnya kondisi ini kemudian dijadikan komoditi untuk menghalalkna mengemis oleh banyak kaum oportunis.
Bahkan tidak jarang … awalnya mereka berbaik – baik dan memasang muka memelas…… eh… ujungnya bisa jadi kasar dan malah menjambret kita. Karena dia merasa tidak bisa mengelabui kita denga tipu muslihatnya, karena mangkel dan kecewa akal bulusnya tidak berhasil. Apapun akan dia lakukan ……

No comments: